Minggu, 27 Oktober 2013

INSTALASI GAS UNTUK RESTORAN

Sebagian besar peralatan memasak saat ini menggunakan gas sebagai bahan bakar, selain bersih dan praktis gas juga mudah di dapatkan. Terdapat dua jenis gas untuk memasak yaitu LPG atau lazim di sebut elpiji dan LNG atau sering di sebut gas kota, elpiji memerlukan tabung yang harus di miliki pengguna sebagai tempat menampung gas yang di beli dengan cara menukar tabung kosong dengan tabung yang berisi. sedangkan gas kota di sediakan oleh perum gas negara berupa instalasi pipa dan gas meter untuk mencatat penggunaan gas, sehingga pelanggan tidak memerlukan tabung, namun area yang terdapat saluran gas negara masih sangat sedikit sehingga masyarakat lebih banyak memakai elpiji.
      Untuk penggunaan gas elpiji di restoran atau industri makanan sebaiknya tabung gas tidak terletak di area dapur, selain membuat ruangan menjadi sempit juga lebih berbahaya apabila tabung gas di letakan dekat dengan sumber api yaitu kompor, oleh karena itu sebaiknya tabung gas di letakkan di luar pada udara terbuka dan gas di salurkan melalui pipa besi menuju ke area memasak.
        Restoran yang berada di dalam mal atau pusat perbelanjaan biasanya sudah ada saluran gas yang di sediakan pengelola gedung berikut gas meter nya baik itu gas elpiji atau gas kota, pemilik restoran akan membayar kepada pengelola gedung untuk pemakaian setiap bulannya, namun pengelola gedung hanya menyediakan instalasi gas sampai ke gas meter saja sehingga pemilik restoran harus memasang instalasi gas untuk melayani kompor - kompor yang akan di gunakan.
       Faktor keamanan dalam pemasangan instalasi gas menjadi hal pertama yang harus di perhatikan, kualitas pipa untuk saluran gas, peralatan keamanan tambahan dan  regulator untuk menurunkan tekanan gas harus sesuai dengan spesifikasi peralatan. Pipa besi yang di gunakan adalah pipa seamless (tidak ada sambungan di dalamnya) schedule 40 dengan ketebalan minimal 4 mm yang di pasang mulai dari tabung gas atau gas meter sampai ke area dapur dengan cara mengelas pipa, untuk dalam ruangan dapat menggunakan blacksteel namun untuk luar ruangan dan instalasi panjang sebaiknya menggunakan pipa carbon steel. instalasi di lengkapi dengan regulator, pressure gauge sebagai penunjuk tekanan dan alarm pendeteksi kebocoran serta selenoid yang akan menutup gas secara otomatis apabila terdapat kebocoran, seperti terlihat pada gambar:




    Panel kontrol bertugas memutuskan aliran listrik ke selenoid apabila terjadi kebocoran, penel ini dapat juga di hubungkan dengan panel gas induk  alarm dari mal atau panel alarm kebakaran ( mcfa ) untuk memberi informasi letak tenant yang mengalami kebocoran gas agar segera mematikan aliran gas central gedung.
Ukuran diameter pipa harus di sesuaikan dengan volume gas yang akan di gunakan tergantung banyaknya jumlah kompor dan tekanan gas yang di gunakan pada kompor tersebut yang di bagi menjadi tiga yaitu :
  • Low pressure : Tekanan yang biasa di pakai pada kompor rumah tangga atau kompor restoran yang tidak memerlukan api besar atau panas tinggi
  • Medium pressure : Tekanan sedang untuk kompor kecil namun memerlukan kecepatan dan panas lebih tinggi.
  • High pressure : Tekanan tinggi untuk kompor yang memerlukan api besar dan panas yang tinggi.
Setelah instalasi selesai harus di adakan tes tekanan dengan gas nitrogen sebesar 10 kg/ cm selama 2 sampai 3 hari untuk menjamin tidak ada kebocoran dalam instalasi, untuk pemakaian gas yang besar atau jumlah kompor yang banyak harus memperhatikan kapasitas regulator awal yaitu hi-med pressure regulator agar tidak terjadi api kompor mengecil saat semua kompor di hidupkan.

0 komentar

Posts a comment

 
© MEP (MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLAMBING)
Designed by Sunariyanto,S.ST
Back to top